Halo teman-teman hari ini kita akan mempelajari mengenai segitiga exposure. Apakah teman-teman sudah mengetahui apa itu segitiga exposure? Mari kita pelajari bersama-sama.
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_2cf9dcefe07e48448804076ae77f55f2~mv2.png/v1/fill/w_455,h_455,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_2cf9dcefe07e48448804076ae77f55f2~mv2.png)
Segitiga eksposure adalah istilah yang merujuk pada 3 hal yaitu ISO, Shuter Speed, dan Aperture yang saling berkaitan satu sama lain. Point dari pengaturan segitiga exposure adalah, menyeimbangkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan 3 metode berbeda.
1. Aperture
Aperture adalah menangkap cahaya melalui lebar bukaan lensa. Aperture sering kali disebut juga dengan diafragma dan digambarkan dengan F. Diafragma sendiri merupakan dinding tipis berlubang kecil bundar untuk mengatur masuknya cahaya pada teropong atau kamera. Membesar atau mengecilnya diafragma bertujuan untuk mengendalikan cahaya yang masuk atau terpantul keluar.
Semakin kecil bukaan diafragma maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit cahaya agar cahaya yang dipantulkan setara sehingga objek yang didepan akan terlihat lebih jelas. Jika bukaan diafragma semakin besar maka cahayt yang masuk akan semakin banyak. Pada kamera, anda bisa perkecil atau perbesar bukaan lensa yang memungkinkan anda mengatur cahaya yang masuk ke sensor agar hasil fotonya lebih bagus.
Pengaruh Aperture pada foto:
1. Kecerahan
Ketika anda mengatur aperture, berarti anda juga mengatur paparan cahaya yang masuk ke sensor kamera untuk kemudian dipantulkan lagi. Dengan kata lain, aperture berkontribusi pada kecerahan foto yang mau diambil. Jika bukaannya lebar sudah pasti cahaya yang masuk akan banyak.
Yang memungkinkan foto terlihat lebih jernih atau berlebihan sehingga objek yang di foto terlihat sangat terang. Bukaan sempit bertindak sebaliknya yang akan membuat foto tampak lebih gelap.
Dengan kata lain, jika anda mengambil foto dalam lingkungan yang gelap atau in-door dengan cahaya minim, anda wajib memperbesar aperture agar bisa menangkap cahaya sebanyak mungkin.
2. Kedalaman bidang [depth of field]
Efek penting lain yang dipengaruhi aperture adalah kedalaman bidang atau depth of field. Kedalaman bidang adalah istilah dimana foto yang dihasilkan tampak tajam dari depan ke belakang. Ini terlihat saat anda mengambil foto seseorang dimana subjeknya tampak cerah dan tajam dari depan ketimbang bagian belakangnya.
Selain dua hal diatas, aperture juga mempengaruhi beberapa aspek lain pada foto, diantaranya:
· Ketajaman dan difraksi entah itu bertambah atau berkurang
· Efek starburst
· Meningkatkan visibilitas bintik-bintik pada sensor kamera
· Mempengaruhi foto bokeh atau highlight di latar belakang foto secara dramatis
· Mempengaruhi ISO dan Shutter speed
· Mengatur lalu lintas cahaya
· Mengontrol jumlah cahaya dari flash
· Dan lain sebagainya
Contoh penggunaan Aperture
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_c7eb235028b44ff3a839c0cb57f2a470~mv2.png/v1/fill/w_767,h_245,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_c7eb235028b44ff3a839c0cb57f2a470~mv2.png)
· f/0.95 – f/1.4 adalah ukuran lubang maksimum dan hanya tersedia pada lensa prime premium yang memungkinkan kamera mendapat paparan cahaya sebanyak mungkin. Dengan kata lain, lensa ini sangat ideal untuk semua kegiatan fotografi low light atau cahaya rendah terlebih jika anda mengambil foto in door atau dalam ruangan seperti saat mengambil foto angkasa malam, resepsi pernikahan di gedung, mengambil foto model di ruang remang-remang atau kegiatan family gathering di taman saat malam hari. Dengan f-stop yang lebar, anda bisa memperoleh kedalam bidang yang dangkal dalam jarak dekat, dimana subjek seolah terpisah dengan latar belakangnya.
· f/1.8 – f/2.0 merupakan lensa prime kelas biasa yang dimulai dari bukaan f/1.8 dengan kemampuan menangkap cahaya yang lebih rendah dari f/1.4. Jika tujuan anda mengambil foto untuk estetika, fashion misalnya, anda bisa gunakan lensa yang satu ini. Menggunakan lensa f/1.8 atau f/2.0 memungkinkan anda memperoleh kedalaman bidang yang memadai pada jarak dekat dengan efek bokeh.
· f/2.8 – f/4.0 adalah lensa zoom profesional yang kemampuannya dibatasi pada kisaran f/2.8 hingga f/4.0-stop. Meski lensa ini enggak punya kemampuan seperti f/1.4 dalam hal pengumpulan cahaya tapi kemampuan menstablitasi gambarnya sangat tinggi sehingga bisa digunakan untuk kegiatan fotografi apapun sekalipun anda mengambil foto dengan kondisi pencahayaan rendah. Kisaran aperture ini juga dapat menambah kedalaman bidang dan ketajaman subjek yang cocok digunakan untuk fotografi traveling, olahraga, margasatwa dan lain sebagainya.
· f/5.6 – f/8 adalah kisaran ideal untuk fotografi lanskap dan arsitektur. Lensa dengan pengaturan aperture seperti ini bisa digunakan untuk mengambil foto banyak orang. Secara khusus, f/5.6 bisa menambah ketajaman foto termasuk kedalaman bidangnya
· f/11 – f/16 juga sering digunakan untuk fotografi lanskap, arsitektur atau fotografi makro lain yang butuh kedalaman bidang lebih tinggi. Tapi anda harus berhati-hati menggunakan aperture yang ukurannya lebih dari f/8 sebab foto yang dihasilkan sudah enggak tajam karena efek difraksi lensa
· f/22 atau lebih yang merupakan bukaan paling jarang digunakan karena foto yang dihasilkan enggak tajam
2. Shutter Speed
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_f440f8ba487145dabb86b92af603a548~mv2.png/v1/fill/w_431,h_431,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_f440f8ba487145dabb86b92af603a548~mv2.png)
Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya yang masuk. Adapun penulisan yang biasa digunakan pada Shutter Spedd adalah 1 per sekian detik.
Apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan yang cepat (1/100 detik) maka jumlah cahaya yang diterima sensor sedikit yang dimana secara tidak langsung membuat gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.
Sementara itu, apabila Shutter Speed disetting dengan pengaturan lambar (1/25 detik) maka cahaya yang ditangkap oleh sensor menjadi lebih banyak dengan begitu gambar yang dihasilkan semakin terang.
Dengan begitu, apabila Shutter Speed dimainkan dengan kurang tepat maka akan menghasilkan yang namanya Freeze serta Motion Blur.
Shutter Speed | Contoh |
1 – 30+ detik | Mayoritas dipakai untuk fotografi malam atau kegiatan fotografi dengan kondisi pencahayaan rendah |
2 – 1/2 detik | Untuk menambahkan tampilan halus ke air yang mengalir. Karena itu, mayoritas dipakai fotografer lanskap untuk meningkatkan kedalaman bidang |
1/2 hingga 1/30 detik | Untuk menambahkan gerakan kabur ke latar belakang subjek yang bergerak |
1/50 – 1/100 detik | Sedikit membekukkan subjek foto yang bergerak seperti orang sedang berjalan |
1/250 – 1/500 detik | Untuk membekukan subjek yang bergerak seperti orang sedang berolahraga |
1/1000 – 1/4000 detik | Untuk membekukan gerakan subjek dari dekat dengan kecepatan tinggi |
3. ISO
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_ca76a0aed5234e2f8200820fafe42e8e~mv2.png/v1/fill/w_414,h_414,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_ca76a0aed5234e2f8200820fafe42e8e~mv2.png)
ISO adalah sensitifitas sensor kamera ketika memproses paparan cahaya. Artinya, apabila angka ISOnya tinggi maka sensivitasnya naik. Artinya, akan lebih sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan eksposur yang baik. Disisi lain, angka ISO yang rendah akan mengurangi sensivitas dan butuh lebih banyak cahaya untuk dapat eksposur yang tepat.
Karena itu, disarankan jika ambil foto di tempat terang, ISOnya di atur lebih rendah hingga 200 atau mungkin kurang dari itu. Sementara, apabila saat situasi pengambilan fotonya kurang terang atau gelap, disarankan untuk pakai ISO tinggi, 400 atau lebih.
Dengan kata lain, apabila shutter speed mengatur lamanya shutter terbuka dan aperture mengatur jumlah cahaya maka ISO bertugas mengontrol cahaya. ISO dipresentasikan dengan angka dimana angka lebih rendah mewakili gambar yang lebih gelap.
Namun pengaturan ISO tidak sama seperti apeture atau kecapatan rana sebab nilai ISO yang tinggi secara dramatis akan meningkatkan noise gambar. Sederhananya, saat anda menaikkan nilai ISO, anda meningkatkan kecerahan foto tersebut secara langsung. Jadi, foto dengan ISO 400 dua kali lebih terang dibanding foto dengan ISO 200, atau dua kali lebih terang dari ISO 100.
Meskipun berbeda metode tidak disaranakan mengatur hanya satu elemen saja, karena perubah yang Anda buat akan salin terkait dan berdampak pada elemen lain.
Analisis Hasil Foto Segitiga Exposure
1. ISO sama, Shutter Speed sama, Aperture berbeda:
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_c895de3a93d44fd99955e566893a349d~mv2.png/v1/fill/w_351,h_526,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_c895de3a93d44fd99955e566893a349d~mv2.png)
Penjelasan:
Foto berikut diambil oleh Vallencia. Foto ini diambil di daerah taman sekolah dengan objek bunga Keningkir. Pengambilan foto ini menggunakan kamera DSLR merek Nikon dengan pengaturan segitiga exposure nya sebagai berikut:
ISO: 200
Shutter Speed: 1/100s
Aperture: f/14
Foto yang dihasilkan dari pengaturan ini adalah gambar bunga yang jelas dengan pencahayaannya agak gelap. Hal ini dikarenakan pengaturan Shutter speed yang tidak terlalu cepat yakni sekitar 1/100s sehingga tidak terlalu banyak jumlah cahaya yang masuk dan membuat gambar nampak sedikit lebih terang. Dan pengaturan Aperture yang besar yaitu f/14 menghasilkan gambar dimana objek yang difoto menjadi jelas. Hal ini terjadi karena semakin besar angka Aperture maka semakin sempit bukaan lensa dan semakin gelap karena cahaya yang masuk semakin sedikit. Hal ini juga dapat dinamakan Deep of Field atau ketajaman gambar.
Selain itu pengaturan ISO yang bernilai 200 memberikan efek pencahayaan yang sedikit lebih gelap juga atau dapat dikatakan karena foto diambil dalam kondisi pencahayaan di ruangan yang terang / outdoor.
Bokeh pada background gambar dihasilkan karna ada sedikit pengaturan auto focus agar berfokus pada objek bunga jadi terlihat bagian background menjadi nampak sedikit blur dengan objek yang tetap.
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_b3664e9784274a9c9288a8d6e601ae35~mv2.png/v1/fill/w_346,h_519,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_b3664e9784274a9c9288a8d6e601ae35~mv2.png)
Penjelasan: Foto berikut ini diambil oleh Felia, di area hutan sekolah dengan objek Bunga Keningkir. Foto ini diambil menggunakan kamarea DSLR merek Nikon dengan pengaturan sebagai berikut
ISO: 200
Shutter Speed: 1/ 100s
Aperture: f/5
Foto yang dihasilkan menampilkan foto dengan latar belakang yang nampak blur/bokeh dan pencahayaan yang terang. Dengan pengaturan aperture yang kecil yaitu f/5 menghasilkan gambar objek dan backgroundnya yang nampak blur.
Hal ini disebabkan oleh aperture yang kecil yang menyebabkan bukaan diafragma semakin besar yang menyebabkan hasil gambar bokeh serta semakin banyak pula cahaya yang masuk karna bukaan diagragma yang besar pada nilai aperture yang rendah. Ditambah lagi dengan pengaturan auto focus jadi penambahan blur/bokeh bertambah sekitar 2x lipat pada bagian backgroundnya.
Selain itu juga, dikarenakan pengaturan shutter speed yang tidak terlalu cepat yakni sekitar 1/100s sehingga tidak terlalu banyak jumlah cahaya yang masuk dan membuat gambar nampak sedikit lebih terang. Dan pengaturan ISO yang bernilai 200 memberikan efek pencahayaan yang tidak terlalu banyak sehingga dapat dikatakan nilai yang pas karna hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi cahaya yang ada di sekitra objek yang khususnya padas gambar tersebut berada di luar ruangan.
2. ISO sama, Aperture sama, Shutter Speed berbeda:
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_ec9c4c22957547bea0dcc73caddd5c40~mv2.png/v1/fill/w_543,h_363,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_ec9c4c22957547bea0dcc73caddd5c40~mv2.png)
Penjelasan:
Foto berikut ini diambil oleh Adelia Salsyamanda. foto ini diambil di daerah taman sekolah dengan objek daun kering yang dilemparkan dari atas ke bawah (gaya gravitasi). Pengambilan gambar ini menggunakan kamera DSLR merek Nikon dengan pengaturan segitiga exposure nya sebagai berikut:
ISO: 250
Shutter Speed: 1/400s
Aperture: f/4
Foto yang dihasilkan dari pengaturan segitiga exposure ini memberikan hasil gambar dengan efek objek dedaunan yang bergerak (gravitasi) tersebut menjadi nampak lebih motion blur dengan pencahayaan yang terang.
Hal ini dikarenakan pengaturan shutter speed yang lambat yaitu bernilai 1/400s sehingga jumlah cahaya yang ditangkap oleh sensor menjadi lebih banyak dengan begitu gambar yang dihasilkan semakin terang serta dapat menimbulkan efek motion blur. Dan pengaturan aperture nya yaitu f/4 menghasilkan gambar dimana background objek yang difoto menjadi nampak bokeh.
Hal ini dikarenakan semakin rendah nilai aperture maka pembukaan lensa semakin besar dan hasil gambarnya menjadi lebih bokeh. Serta pengaturan ISO yang bernilai 250 memberikan efek pencahayaan yang tidak terlalu banyak sehingga dapat dikatakan nilai yang pas karna hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi cahaya yang ada di sekitra objek yang khususnya padas gambar tersebut berada di luar ruangan.
![](https://static.wixstatic.com/media/4cd6f9_ff99ea0fa405406f8495c6b679b5dd0a~mv2.png/v1/fill/w_502,h_335,al_c,q_85,enc_auto/4cd6f9_ff99ea0fa405406f8495c6b679b5dd0a~mv2.png)
Penjelasan:
Foto berikut ini diambil oleh Marshella Angelica. Foto ini diambil di daerah taman sekolah dengan objek daun kering yang dilemparkan dari atas ke bawah (gaya gravitasi). Pengambilan gambar ini menggunakan kamera DSLR merek Nikon dengan pengaturan segitiga exposure nya sebagai berikut:
ISO: 250
Shutter Speed: 1/5000s
Aperture: f/4
Foto yang dihasilkan menampilkan hasil gambar dengan efek pada objek dedaunan dan pasir yang sedang jatuh ini menjadi freezing / kaku dan pencahayaan yang agak gelap. Hal ini dikarenakan efek pada nilai segitiga exposure khususnya pada shutter speed yang bernilai tinggi yakni mencapai 1/5000 sec sehingga menimbulkan efek freezing pada gambar yang bergerak dan karena jumlah cahaya yang diterima sensor sedikit yang dimana secara tidak langsung membuat gambar yang dihasilkan akan lebih gelap.
Bukan hanya itu saja, dengan pengaturan segitiga exposure yang pas maka akan menghasilkan gambar yang pas pula. Seperti halnya gambar tersebut, dengan permainan ISO sekitar 250 pada tempat yang terang maka gambar menerima cahaya tidak terlalu banyak dan hasil gambar cenderung sedikit gelap. Dan juga pengaturan pada aperture yang bernilai f/4 memberikan hasil gambar yang semakin terang karena semakin lebar bukaannya pada lensa serta foto dan nampak bokeh pada bagian backgroundnya.
Pengaturan segitiga exposure inilah memberikan efek gambar yang pas tidak terlalu gelap bahkan tidak terlalu terang (aesthetic).
Nah, sekarang teman teman sudah mengerti bukan apa itu segitiga exposure dan apa saja yang termasuk kedalam segitiga exposure berserta analisisnya. Semoga ilmu yang kami bagikan kepada teman-teman dapat bermanfaat bagi teman-teman.
Opmerkingen